Minggu, 30 Mei 2010

UTS SOSPEN


  SOAL
1.    Jelaskan Hubungan Sosiologi dengan Pendidikan.
2.    Jelaskan Bagaimana Pendekatan Sosial dan Individual dalam Pendidikan dan Bagaimana Pandangan Saudara?

  JAWABAN
1.  Hubungan antara Sosiologi dengan Pendidikan.
Sebelum menjelaskan hubungan antara Sosiologi dengan Pendidikan, maka harus diketahui pula, apa yang dimaksud dengan Sosiologi dan Pendidikan itu sendiri.
Secara bahasa sosiologi berasal dari Bahasa Latin, yaitu Socius yang berarti teman atau kawan, dan Bahasa Yunani Logos yang berarti ilmu. Jadi dapat diartikan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, tentang hubungan manusia dengan manusia yang lain.[1]
Sedangkan yang dimaksud dengan  pendidikan adalah suatu usaha yang sadar yang teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang- orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita- cita pendidikan.[2]
Patut disadari bahwa pendidikan bukan hanya semata- mata untuk menndidik, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai- nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut dalam masyarakat. Anak- anak berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat atau lingkungan sosialnya dan diarahkan bagi kehidupan dalam masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayany, menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia- manusia yang lain dan asing dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti dan mampu membangun masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut.[3]
Dalam pendidikan pula dibahas pula masalah sosial, oleh karena itu hubungan antara sosiologi dengan pendidikan sangat erat, mengingat bahwa dalam pendidikan pun dibahas mengenai lingkungan yang notabene sebagai salah satu dari tripusat pendidikan, yaitu, keluarga, sekolah, dan lingkungan. Semua itu dibahas lebih terperinci dalam sosiologi, karena sosiologi merupakan ilmu yang membahas tentang masyarakat, dalam artian membahas segala tingkah laku serta interaksi sesama manusia dengan lingkungannya. Pendidikan mengandung nilai dan memberikan pertimbangan nilai. Hal itu disebabkan karena pendidikan diarahkan kepada pengembangan pribadi anak agar sesuai dengan nilai- nilai yang ada dan diharapkan masyarakat.
Oleh karena itu pendidikan pun diarahkan pada kehidupan dalam masyarakat. Pelaksanaan pendidikan pun dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan masyarakat tempat pendidikan itu berlangsung.[4] Kehidupan sosial masyarakat sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan, karena pendidikan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Dalam melaksanakan pendidikan dibutuhkan sosiologi, agar para pelaksana pendidikan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu berinteraksi secara baik dengan lingkungannya.
Seperti halnya seorang pendidik, sebagai pendidik ia harus memahami sosiologi sebagai dasar ilmu dalam berinteraksi dengan lingkungan, baik dalam lingkungan sekolah, maupun lingkungan rumahnya. Karena hidup seseorang tidak pernah lepas dari lingkungan sosialnya. Karena selain sebagai makhluk individu, manusia jg adalah makhluk sosial, yang memerlukan orang lain dalam menjalankan aktivitas sehari- hari. Bagaimanapun juga pendidikan pun akan kembali kepada masyarakat, karena tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk terjun kedalam masyarakat, bagaimana seorang yang berpendidikan mampu bermasyarakat dengan baik, dan mampu berinteraksi dengan baik.
Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan generasi muda menjadi orang dewasa anggota masyarakat yang mandiri dan produktif. Hal itu merefleksikan konsep adanya tuntutan individual (pribadi) dan sosial dari orang dewasa kepada generasi muda. Tuntutan individual merupakan harapan orang dewasa agar generasi muda dapat mengembangkan pribadinya sendiri, mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Tuntutan sosial adalah harapan orang dewasa agar anak mampu bertingkah laku, berbuat dan hidup dengan baik dalam berbagai situasai dan lingkungan masyarakat.
Dalam pendidikan terdapat faktor lingkungan sebagai salah satu faktor terpenting dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktor lingkungan yang dimaksud alah lingkunga sosial yang akan berhubungan langsung dengan peserta didik maupun pendidik dalam menjalankan proses pendidikan.
Pada hakekatnya manusia itu disamping sebagai makhluk individual, juga sebagai makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup seorang diri, terpisah dari manusia- manusia lain. Seperti halnya dalam pendidikan, dalam pendidikan pun manusia dituntut untuk dapat berinteraksi dengan orang lain dan mampu menyesuaikan diri.
Karena manusia senantiasa hidup dalam kelompok- kelompok, baik kelompok kecil seperti keluarga maupun kelompok masyarakat atau negara. Untuk dapat hidup bersama dengan orang lain, maka penting sekali orang itu harus menyesuaikan diri.
Hubungan antara sosiologi atau ilmu sosial dengan pendidikan pula dapat dilihat dari salah satu cerminan tujuan pendidikan yang bersifat sosial yaitu mendidik anak agar dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama dan dapat ambil bagian atau berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan aktif tersebut.[5]
Proses interaksi adalah salah satu lingkup sosiologi dalam hal pendidikan. Dalam proses interaksi yang melibatkan peserta didik dan pendidik, terjadi proses sosialisasi. Sosialisasi tersebut merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar pihak yang dididik atau diajak, kemudian mematuhi kaidah- kaidah dan nilai- nilai yang berlaku dan dianut oleh masyarakat.
Dalam proses sosialisasi khususnya yang tertuju pada peserta didik, terdapat pelbagai pihak yang mungkin berperan. Pihak- pihak tersebut dapat disebut sebagai lingkungan- lingkungan sosial tertentu dan pribadi- pribadi tertentu. Tinjauan sosiologis lebih memusatkan perhatian kepada lingkungan, tanpa mengabaikan peranan pribadi- pribadi seperti orang tua dan kerabat, kelompok sepermainan, dan kelompok pendidik (sekolah) yang tidak mustahil mempunyai pengaruh yang lebih besar.[6]  
Kajian sosiologi dalam hubungannya dengan pendidikan menekankan implikasi dan akibat dari pendidikan dan memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik dan ekonomisnya bagi masyarakat. Apabila psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari konteks perilaku dan perkembangan pribadi, maka sosiologi pendidikan memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat.[7]
Dilihat dari objek penyelidikannya sosiologi dalam pendidikan adalah bagian dari ilmu sosial terutama sosiologi dan ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan bagian dari kelompok ilmu sosial. Sedangkan yang termasuk dalam lingkup ilmu sosial antara lain: ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu pendidikan, psikologi, antropologi dan sosiologi. Dari sini terlihat jelas kedudukan sosiologi dan ilmu pendidikan.[8]
Pendidikan dilaksanakan dalam tempat atau lingkungan dimana pendidikan itu dilaksanakan, yang biasa disebut dengan pusat- pusat pendidikan. Lingkungan tersebut terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam membahas lingkungan tersebut berarti kita juga membahas bagaimana cara berinteraksi dengan lingkngan- lingkunga tersebut yang menjadi pusat- pusat pendidikan.[9]
Tentunya terdapat banyak perbedaan pada setiap lingkungan, oleh sebab itu dibutuhkan adaptasi terhadap lingkungan yang berbeda- beda, karena sudah menjadi tugas bagi setiap manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Segala hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi tersebut menjadi pembahasan dalam sosiologi. Oleh karena itu, seperti yang disebutkan diatas bahwa hubungan antara sosiologi dan pendidikan sangatlah erat. Karena sosiologi merupakan suatu ilmu yang digunakan dalam proses pendidikan.

2.  Pendekatan Sosial dan Individual dalam Pendidikan, dan Pandangan Saya tentang Hal Tersebut.
Sosiologi dalam pendidikan adalah cabang dari ilmu pengetahuan yang membahas prosess interaksi sosial anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosiol cultural yang terdapat dalam lingkungannya atau masyarakat dimana ia tinggal atau dibesarkan.
Untuk menciptakan hubungan yang baik dengan individu maupun terhadap masyarakat maka perlu menggunakan beberapa pendekatan, dengan pendekatan maka akan berinterksi dengan individu dan masyarakat berjalan dengan lancar dan mudah, oleh karena maka pendekatan Sosiologi dalam pendidikan menjadi suatu hal yang penting dalam sistem pendidikan itu sendiri, agar proses pendidikan dapat berjalan lancar.[10]
Dalam pembahasan sosiologi dalam pendidikan, maka dikenal dengan adanya beberapa pendekatan (approach). Baik pendekatan secara sosial, maupun pendekatan secara individu dalam pendidikan, yang masing- masing memiliki pengaruh yang besar dalam proses pendidikan.

a.    Pendekatan Sosial (The Social Approach).
Yaitu pendekatan yang memperhatikan faktor lingkungan sebagai lingkungan tinggal individu dalam perkembangannya.[11]
Titik pangkal dari Approach Sosial ialah mayarakat dengan berbagi lembaganya, kelompok-kelompok dengan berbagai aktivitas. Secara konkrit Approach Sosial ini membahas aspek-aspek atau komponen dari pada kebudayaan manusia, misalnya keluarga, tradisi, adat istiadat, moralitas, norma-norma sosialnya dan sebagaimana. jadi segala sesuatu yang dianggap produk bersama, milik bersama adalah masyarakat. Tingkah laku individu dapat dipahami dengan memahami tingkah laku masyarakatnya. Misalnya, pada waktu lahir dengan pertolongan bidan, atau dukun bayi, upacara-upacara yang dialakukan untuk si bayi, apabila anak sudah mulai bicara diajar tatakrama keluarga dan masyarakat. Misalnya bagimana cara makan dan minum, bagaiman cara berpakain dan sebagainya,. Semua menjalankan bahwa generasi muda harus bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang dikehendaki oleh masyrakat atau dengan perkataan lain di kondisikan oleh kebudayaan masyarakat. Jadi kalau masyarakat mengizinkan perkawinana poligami maka individu-individunya juga berpoligami.
Lebih luas lagi karena Indonesia mengembangka falsafah hidup pancasila, maka seluruh warga negara harus mengembangkan paham Pancasila. Kalau pemerintah menganut demokrasi pancasila maka seluruh warga negara harus mengerti dan mengamalkan demokrai pancasila. Jikalau ada warga yang tidak mau mengamalkan pancasil, negara akan menindak mereka, oleh karena mereka diangggap menyeleweng dari pola tiongkah laku yang harus dikembangkan oleh masyarakat.
Approach Sosial tentulah mempunyai kelemahaman, sebab betapapun homogennya suatu masyarakat, betapa kuatnya tata cara di situ masih juga kita dapati individualitas jadi anggota masyarakat, artinya ciri-ciri tingkah laku manusia perseorangan masih dapat dilihat juga. Mengapa demikian karena tiap-tiap individu mempunyai watak dan kepribadiannya masing-masing, individualitas manusia tetap masih ada tidak jarang juga kesegeraman tingkah laku pada masyarakat-masyarakat yang kuat tata caranya dianggap sebagai paksaan terhadap individu-individunya, mereka merasa kurang bebas, mereka ingin keluar dari belenggu adat istiadat masyarakat.[12]
Jadi pendekatan sosial ini titik beratnya terletak pada masyarakat dan pengaruh geografis, jadi tingkah laku manusia itu ditentukan oleh faktor fisik dan kultural. Jadi dengan demikian, maka bertitik pangkal kepada berbagai individu yang berinteraksi, dan dengan interksi sosial itu akan menunjukkan segi sosialnya makluk manusia, sudah barang tentu dalam hal ini manusia selalu mengadakan penyesuain diri dengan lingkungannya.

b.   Pendekatan Individu (The Individual Approach).
Yaitu pendekatan yang memperhatikan faktor individu secara utuh meliputi watak, intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik.[13]
Untuk dapat mengerti tata kehidupan masyarakat (kelompok) perlu dibahas tata kehidupan individu yang menjadi pembentuk mayarakat itu, jikalau kita dapat memahami tingkah aku individu satu persatu bagaiman cara berfikirnya, perasaannya, kemampuannya, perbuatnnya,sikapnya dan sebagainnya atau tegasnya watak individu, bagaimana mefasilitasi individu, begitulah seterusnya. Maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana kelompok (masyarakat), maka dapatlah dimengerti tingkah laku masyarakat seluruhnya sampai pada tingkah laku Negara ( misalnya kepribadian Negara).
Individu sebagai titik tolak ditentukan atau di pengaruhi oleh dua macam faktor intern dan extern. Faktor intern meliputi faktor-faktor biologis dan psikologis, sedangkan faktor extern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkunagan sosial. Maka didalam approach individu menitik beratkan kepada faktor-faktor biologis dan psikologis yang mendeterminir tingkah laku seseorang. Kedua faktor itulah yang primer sedangkan faktor lingkungan sekitar fisik dan lingkungan sosial merupaka faktor sekunder.[14]
Dari uraian diatas dapat saya jabarkan  bahwa untuk pembahasan sosiologi dalam pendidikian, tentunya kita mengenal pendekatan sosiologi dalam pendidikan pula. Pendekatan tersebut ada yang bersifat sosial dan ada yang bersifat individual, karena pada hakekatnya selain makhluk sosial, manusia juga adalah makhluk individual. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya agar ia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan tempat tinggalnya maupun lingkungan tempat ia bekerja. Dalam proses beradaptasi dengan lingkungannya, banyak dijumpai banyak hal, seperti; manusia dapat memanfaatkan lingkungannya, manusia dapat mempengaruhi lingkungannya, atau bahkan manusia dapat bertentangan dengan lingkungannya. Oleh karena itu maka pentingnya beradaptasi dengan lingkungan. Sebagai salah satu wujud dari pendekatan sosial.
Pendekatan sosial dalam pendidikan dibutuhkan agar para pendidik mampu mengetahui kondisi sosiologis dari peserta didiknya. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dan tujuan pendidikan pun dapat tercapai secara efisien. Dengan memperhatikan pendekatan sosial maka seorang pendidik dapat mengetahui bagaimana kondisi sosial dari peserta didik tersebut, seperti apa kondisi lingkungan tempai peserta didik itu tinggal, dan seperti apakah lingkungan masyarakatnya. Karena secara tidak langsung, kondisi lingkungan pun berpengaruh terhadap pendidikan atau proses belajar seorang peserta didik, oleh karena itu sebagai pendidik penting adanya memahami tentang pendekatan sosial ini.
Pengaruh keadaan geografis dan keadaan masyarakat terhadap pendidikan dalam sangatlah besar, karena hal tersebut merupakan titik pokok dari pendekatan sosial. Jadi tingkah laku manusia itu sendiri dapat terlihat dari faktor fisik dan kulturalnya. Maka dari itu peran pendekatan sosial dalam pendidikan menjadi penting, agar tercipta lingkungan dan suasana masyarakat yang baik, maka dibutuhkannya pendidikan, agar segala sesuatu yang berhubungan dengan norma dan nilai- nilai dalam masyarakat berjalan secara benar dengan memperhatikan segi pendidikannya. Karena dengan pendidikan itu sendiri akan membawa manusia sebagai makhluk sosial yang beradab dan bertindak sesuai dengan norma- norma yang berlaku dalam masyarakat, dan dapat mengkondisikan masyarakat dengan baik, serta mampu beradaptasi secara efektif dengan masyarakat sekitar.
Tentunya dalam pendidikan bukan hanya terdapat pendekatan sosial saja, namaun juga terdapat pendekatan individual, dalam pendekatan sosial dalam pendidikan yang dibahas lebih cenderung kepada masyarakat dan lingkungan tempat pendidikan itu berlangsung, dan pengaruh masyarakat dan lingkungan itu sendiri terhadap pendidikan olehh karena itu perlunya pendekatan sosial agar pendidikan pun mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan masyarakat. Sedangkan dalam pendekatan individu dalam pendidikan yang lebih dibahas adalah pendekatan pendidikan yang bersifat individu, lebih khusus dibandingkan dengan pendekatan sosial.
Dalam pendekatan individu maka yang menjadi pembahasan adalah watak, intelegensi, psikologi, dan kemampun psikomotorik seseorang. Untuk dapat mengetahui tentang keadaan suatu masyarakat, maka dapat dilihat dari segi watak individu dari suatu daerah tersebut, karena bisa jadi gambaran suatu lingkungan dapat dilihat dari watak orang- orang yang tingal didalam lingkunagn itu sendiri. Karena individu adalah pembentuk masyarakat, maka cerminan suatu masyarakat dapat dilihat dari individunya.
Pendekatan individu dalam pendidikan adalah suatu cara untuk memandang permasalahan dari segi individunya. Bahwa dalam mendidik, seorang pendidik harus mampu memahami kondisi personal peserta didiknya. Kondisi personal/ individu tersebut meliputi watak, kecerdasan, serta kemampuan psesrta didik tersebut secara psikomotorik. Dengan memahami faktor individu tersebut, maka seorang pendidik dengan mudah mampu merumuskan permasalahan yang ada dalam ranah pendidikan, dan dapat mencari solusi atau jalan keluar dari permasalahan- permasalahan tersebut, agar tujuan pendidikan pun dapat terwujud secara efisien.
Dengan memahami individu serta karakter setiap peserta didik, maka para pendidik dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, karena memperhatikan faktor individu tadi. karena setiap peserta didik memiliki keberagaman watak, yang tidak sama satu sama lain. Maka tugas pendidik adalah memahami keberagman tersebut. Pendekatan individu dalam pendidikan, dapat menumbuhkan sikap peduli dan rasa simpati dengan sesama manusia, karena dengan pendekatan individual maka seseorang akan belajar untuk memahami permasalahan serta kondisi orang lain yang berhubungan dengan keadaan pribadinya, seperti memahami watak serta cara bersikap terhadap sesuatu.



DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. PT. RINEKA CIPTA : Jakarta.
Djuhan Widda M. 2000. Sosiologi Pendidikan. PT. RINEKA CIPTA : Jakarta.
Gunawan H. Ary. 2008. Sosiologi Pendidikan. STAIN Press : Ponorogo.
Indrakusuma Daien Amir. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. USAHA NASIONAL : Surabaya.
Sitorus M. 2000. Berkenalan Dengan Sosiologi. ERLANGGA : Jakarta.
Soekanto Soerjono. 1999. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. RajaGrafindo Persada : Jakarta.
Sukmadinata Syaodih Nana. 2000. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. PT. REMAJA ROSDAKARYA : Bandung.
Situs Interet, dengan Alamat  : www.Google.com.














[1] M. Sitorus.Berkenalan dengan Sosiologi. Hlm. 3.
[2] Amir Dein Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan. Hlm. 27.
[3] Nana Syaodih Sukmadinata.Pengembangan Kurikulum. Hlm.58.
[4] Ibid. Hlm. 59.
[5] Amir Dein Indrakusuma. Op.Cit. hlm. 59- 61.
[6] Soejono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Hlm. 493- 494.
[7] www.Google.com
[8] www. Wikipedia.com
[9] Amir Dien Indrakusuma. Op.Cit. hlm. 108- 109.
[10] M. Widda Djuhan. Sosilogi Pendidikan.
[11] Abu Ahmadi. Sosiologi Pendidikan.
[12] Ary H. Gunawan. Sosiologi Pendidikan.
[13] Abu Ahmadi. Op. Cit.
[14] Ary H Gunawan. Op. Cit.