Selasa, 21 September 2010

Bumi Satu

nampaknya lelah kini bergelayut pada kelopak matanya,,,,

yang sayu terhempas terpaan badai sore tadi,,

entan angin apa yang membisikinya,,,

sehingga hanya syahdu yang kudengar kini,

tak biasa ku dapati ia semenarik ini,,

mungkin langkahnya goyah sesaat,,

atau mungkin hatinya lelah menerka hidup,,

tatapan nanar yang pasrah tersirat dari gerak bibirnya,,

yang sedari tadi berucap komat- kamit tak jelas,,

seperti sumpah serapah,,

tak mudah ditebak memang,,

sebelum mentari pagi ini terbitpun,,

ia mondar- mandir,, entah apa yang dicari,

mungkin harapan yang hilang di antara semak- semak,,

atau kenangan yang tercecer di sepanjang jalan berbatu cobaan,,

bila ia ingin padam,,, segera lah,,

maka niscaya itu terkabul,,,

segera,,

namun toh,, ia bangkit,,

tak sudi rasanya menyerah pada angin,,

ketika itu ia sadar bahwa kaki dan jiwanya harus sejalan dengan pikirannya,,

agar segalanya terasa ringan,,

yang beratpun demikian terasa ringan,,

tak usah banyak berfikir tentang waktu yang membuatmu menua,,,,

lelah karena usia yang tak kunjung mematikanmu,,

berdirilah,,,

menjadi manfaat mungkin akan lebih baik,,,

kau,, pelengkap makhluk lainnya,,

akan indah jika itu di fahami,,

dnuia kini menjadi berat,,

dan mungkin akan menjadi ringan jika di pupuki dengan kebaikan,,

kecil,,,

namun berkala,,